Minggu, 08 Juni 2008

jadwal waktu sholat

Home Sekilas Vibilitas Hisab-Rukyat Kalender Gerhana JadwalShalat Kiblat Artikel Links Galeri Software Tamu
HAFAR 1427 H




Artikel :
MENGHITUNG AWAL WAKTU SHALAT
DATA EPHEMERIS HISAB-RUKYAT
Sriyatin Shadiq Al Falaky [1]


Contoh Perhitungan Awal Waktu Shalat dengan Data Ephemeris Hisab Rukyat (Hisabwin Version 1.0/1993 atau Winhisab Version 2.0/1996) disampaikan pada Kegiatan “Penataran/Pelatihan/Orientasi/Kuliah/Pertemuan/Diklat Hisab Rukyat” Sejak Tahun 1993 Sampai dengan Sekarang, Cara Penggunaan Sama hanya Contoh Perhitungan Dibuat Berbeda/Disesuaikan. Semoga Bermanfaat. Amin.

1. Data dan Rumus yang Digunakan

Dalam melakukan hisab awal waktu shalat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Data yang harus diketahui

1). Lintang tempat (f)
2). Bujur tempat (l)
3). Deklinasi matahari (do)
4). Equation of time/perata waktu (eo)
5). Tinggi matahari (ho)
6). Koreksi waktu daerah (Kwd) : (ldh - ltp )/15
7). Ikhtiyat

b. Rumus yang dipergunakan

1). Rumus sudut waktu matahari
Cos t = - tan f tan d + sin h / cos f / cos d

2). Rumus awal waktu
12 – e + t + Kwd + i

3). Rumus tinggi matahari (ho)
Ashar : Cotan h = tan zm + 1 atau zm = [p – d]
Maghrib : - 1o
Isya : - 18o
Subuh : - 20o
Terbit : 1o
Dhuha : 4.5o

4). Rumus koreksi waktu daerah
Kwd = (ldh - ltp)/15

c. Keterangan rumus :

1). Untuk menghitung awal waktu Dhuhur, rumus (b) dipergunakan tanpa t, sehingga menjadi :
12 – e + Kwd + i

2). Untuk menghitung awal waktu Ashar, rumus (b) dapat dipergunakan sepenuhnya, sedangkan dalam
menggunakan rumus (a), ho hendaknya dihitung tersendiri dengan rumus :
Cotan ho = tan zm + 1 atau zm = f – d
12 – e + t + Kwd + i

3). Untuk menghitung awal waktu Maghrib, Isya, Subuh, Terbit dan Dhuha rumus (b) dapat dipergunakan sepenuhnya, rumus (a) ho disesuaikan dengan waktunya. Dengan catatan khusus untuk t waktu Subuh, Terbit dan Dhuha (dikurangkan), sehingga rumusnya menjadi: 12 – e – t + Kwd + i. Sedang untuk Terbit i dikurangkan, rumusnya menjadi : 12 – e – t + Kwd – i



2. Prosedur dalam Perhitungan

Dalam melakukan perhitungan awal waktu shalat, prosedurnya sebagai berikut

a. Kota/tempat dan waktu/tanggal yang akan dihitung awal waktunya
b. Diketahui data lintang dan bujur tempat (ftp, ltp)
c. Diketahui data matahari (do, eo)
d. Diketahui data tinggi matahari (ho)
e. Diketahui data koreksi waktu daerah (Kwd)
f. Rumus yang digunakan
g. Alat hitung yang dipergunakan (misal : calculator)


3. Contoh Perhitungan

Perhitungan awal waktu shalat menggunakan alat hitung, misalnya kalkulator. Tipe kalkulator banyak macamnya, setiap calculator berbeda cara operasionalnya. Oleh karena itu, agar membaca cara dan aturan penggunaannya. Di bawah ini akan diberikan beberapa contoh cara penggunaan calculator untuk menghitung sudut waktu.


Contoh 1 :

1. Hitunglah Awal Waktu Shalat Subuh di Jakarta pada Tanggal 5 Pebruari 2005 ?

a. Data diketahui

Lintang tempat Jakarta (ftp) : ‑ 6° 10' LS.
Bujur tempat Jakarta (ltp) : 106° 50' BT.
Koreksi waktu daerah (Kwd) : (105° - 106° 50' )/15 = - 0° 7' 20"
Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 4 Pebruari 2005, jam 22.00 GMT.
Deklinasi matahari (do) : -15° 59' 02"
Eq. of time (eo) : - 0° 14' 00"

b. Rumus yang digunakan sudut waktu

Cos t = - tan f tan d + sin h / cos f / cos d

Awal waktu Subuh : 12 ‑ e ‑ t + kwd + i
h° = ‑ 20°

c. Prosedur perhitungan dan hasilnya :

Mencari sudut waktu matahari

Casio Calculator fx 120, 124, 130
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 59' 02" +/‑ tan + 20° +/‑ sin ÷ 6° 10' +/‑ cos ÷ 15° 59' 02" +/‑ cos = inv cos inv o ' " 112° 52' 46.1"

Casio Calculator fx 350, 3600, 3800, 3900
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 59' 02" +/‑ tan + 20° +/‑ sin ÷ 6" 10' +/‑ cos ÷ 15° 59' 02" +/‑ cos = shift cos shift o ' " 112° 52' 46.1"

Casio Calculator fx 4000P, 4500P, 5000P
Shift Cos ( ‑ tan ‑ 6° 10' tan - 15° 59' 02" + sin ‑ 20° / cos ‑ 6° 10' / cos - 15° 59' 02") exe shift o ' " 112° 52' 46.1"

Sudut waktu matahari :

t /15 = 112° 52' 46.1" / 15 = 7j 31m 31,08d
2). Hasil hitungan
Kulminasi : 12j 00m 00d
Ed. of time (eo) :- 00 14 00 ‑
12 14 00
t/15 : 07 31 31.08 ‑
04 42 28.92
Kwd :- 00 07 20 +
04 35 08.92
Ikhtiyat : 00 01 51,08 +
Awal Subuh : 04 : 37 WIB

2. Hitunglah Awal Waktu Shalat Dzuhur pada Tanggal 5 Pebruari 2005 di Jakarta ?

a. Data diketahui

Lintang tempat Jakarta (ftp) : ‑ 6° 10' LS.
Bujur tempat Jakarta (ltp) : 106° 50' BT.
Koreksi waktu daerah (Kwd) : (105° - 106° 50' )/15 = - 0° 7' 20"
Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005, jam 05:00 GMT
Eq. of time (eo) : - 0° 14' 02"

b. Rumus yang digunakan :

Awal waktu Dzuhur : 12 ‑ e + kwd + i
c. Prosedur perhitungan dan hasilnya :
Kulminasi : 12j 00m 00d
Eq. of time (eo) :- 00 14 02 ‑
12 14 02
Kwd :- 00 07 20 +
12 06 42
Ikhtiyat : 00 01 18 +
Awal Dzuhur : 12 : 08 WIB.

3. Hitunglah Awal Waktu Shalat Ashar pada Tanggal 5 Pebruari 2005 di Jakarta?

a. Data diketahui

Lintang tempat Jakarta (ftp) : ‑ 6° 10' LS.
Bujur tempat Jakarta (ltp) : 106° 50' BT.
Koreksi waktu daerah (Kwd) : (105° - 106° 50' )/15 = - 0° 7' 20"
Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005, jam 08.00 GMT
Deklinasi matahari (do) : -15° 51' 26"
Eq. of time (eo ) : -0° 14' 02"

b. Rumus yang digunakan :

Cos t = - Tan f tan d + sin h / cos f / cos d
Awal waktu subuh : 12 ‑ e + t + kwd + i
Cotan h° = tan (f ‑ d ) + 1

Mencari tinggi matahari

Cotan h° = tan (‑ 6° 10' ‑ - 15° 51' 26") + 1
tan 9° 41' 26 " + 1
(tan 9° 41' 26") + 1
exe shitf x-1 exe shift tan Ans exe shift o' " 40o 30'07.49"
ho = 40o 30'07.49"

c. Prosedur perhitungan dan hasilnya :

1). Mencari sudut waktu matahari

Casio Calculator fx 120, 124, 130
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 51' 26" +/‑ tan + 40o 30'07.49" sin ÷ 6° 10 +/‑ cos ÷15° 51' 26" +/‑ cos = Inv cos inv o ' " 49° 34' 42.02"

Casio Calculator fx 350, 3600, 3800, 3900
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 51' 26" +/‑ tan + 40o 30'07.49" sin ÷ 6°10' +/‑ cos ÷ 15° 51' 26" +/‑ cos = shift cos shift o ' " 49° 34' 42.02"

Casio Calculator fx 4000P, 4500P dan 5000P
Shift Cos ( ‑ tan ‑ 6° 10' tan - 15° 51' 26" + sin 40o 30'07.49" / cos ‑ 6° 10' / cos - 15° 51' 26") exe shift o ' " 49° 34' 42.02"

Sudut waktu matahari :

t / 15 = 49° 34' 42.02" / 15 = 3j 18m 18,8d

2). Hasil hitungan

Kulminasi : 12 j 00m 00d
Eq. of time (eo) :- 00 14 02 ‑
12 14 02
t/15 : 03 18 18.8 +
15 32 20.8
Kwd :- 00 07 20 +
15 25 00.8
Ikhtiyat : 00 01 59.2 +
Awal Ashar : 15 : 27 WIB.

4. Hitunglah Awal Waktu Shalat Maghrib pada Tanggal 5 Pebruari 2005 di Jakarta ?

a. Data diketahui
Lintang tempat Jakarta (ftp) : ‑ 6° 10' LS.
Bujur tempat Jakarta (ltp) : 106° 50' BT.
Koreksi waktu daerah (Kwd) : (105° - 106° 50' )/15 = - 0° 7' 20"
Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005, jam 11:00 GMT
Deklinasi matahari (do) : -15° 49' 09"
Eq. of time (eo) : -0° 14' 03"

b. Rumus yang digunakan :

Sudut waktu matahari :

Cos t = - tan f tan d + sin h / cos f / cos d
Awal waktu Maghrib : 12 - e + t + kwd + i
h° = - 1°

c. Prosedur perhitungan dan hasilnya :

1). Mencari sudut waktu matahari

Casio Calculator fx 120, 124, 130
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 49' 09" +/‑ tan + 1° +/‑ sin ÷ 6° 10' +/‑ cos ÷ 15° 49' 09" +/‑ cos = inv cos inv o ' " 92° 48' 01.7"

Casio Calculator fx 350, 3600, 3800, 3900
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 49' 09" +/‑ tan + 1° +/‑ sin ÷ 6° 10' +/‑ cos ÷ 15° 49' 09" +/‑ cos = shift cos shift o ' " 92° 48' 01.7"

Casio Calculator fx 4000P, 4500P dan 5000P
Shift Cos (‑tan ‑6° 10' tan - 15° 49' 09" + sin ‑1° / cos ‑6° 10' / cos - 15° 49' 09") exe shift o ' " 92° 48' 01.7"

Sudut waktu matahari :

t/15 = 92° 48' 01.7" / 15 = 6j 11m 12.11d

2). Hasil hitungan

Kulminasi : 12 j 00m 00d
Eq. of time (eo) :- 00 14 03 ‑
12 14 03
t/15 : 06 11 12.11 +
18 25 15.11
Kwd :- 00 07 20 +
18 17 55.11
Ikhtiyat : 00 01 04.89 +
Awal maghrib : 18 : 19 WIB

5. Hitunglah Awal Waktu Shalat Isya' pada Tanggal 5 Pebruari 2005 di Jakarta?

a. Data diketahui

Lintang tempat Jakarta (ftp) : ‑ 6° 10' LS.
Bujur tempat Jakarta (ltp) : 106° 50' BT.
Koreksi waktu daerah (Kwd) : (105° - 106° 50' )/15 = - 0° 7' 20"
Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005, jam 12.00 GMT
Deklinasi matahari (do) : -15° 48' 23"
Eq. of time (eo) : -0° 14' 03"

b. Rumus yang digunakan sudut waktu

Cos t = - tan f tan d + sin h / cos f / cos d
Awal waktu Isya' : 12 ‑ e + t + kwd + i
h° = ‑ 18°

c. Prosedur perhitungan dan hasilnya :

1). Mencari sudut waktu matahari

Casio Calculator fx 120, 124, 130
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 48' 23" +/‑ tan + 18° +/‑ sin ÷ 6° 10' +/‑ cos ÷ 15° 48' 23" +/‑ Cos = inv cos inv o ' " 110° 42' 31.3"

Casio Calculator fx 350, 3600, 3800, 3900
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 15° 48' 23" +/‑ tan + 18° +/‑ sin ÷ 6° 10' +/‑ cos ÷ 15° 48' 23" +/‑cos = shift cos shift o ' " 110° 42' 31.3"

Casio Calculator fx 4000P, 4500P, 5000P
Shift Cos (‑tan ‑6° 10' tan -15° 48' 23" + sin ‑18°/cos ‑6° 10'/cos -15° 48' 23") exe shift o ' " 110° 42' 31.3"

Sudut waktu matahari :

t/15 = 110° 42' 31.3" / 15 = 7j 22m 50.09d

2). Hasil hitungan

Kulminasi : 12 j 00m 00d
Eq. of time (eo) :- 00 14 03 ‑
12 14 03
t/15 : 07 22 50.09 +
19 36 53.09
Kwd :- 00 07 20 +
19 29 33.09
Ikhtiyat : 00 01 26.91 +
Awal Isya' : 19 : 31 WIB


Sriyatin Shadiq Al Falaky, Contoh Perhitungan Awal Waktu Shalat dengan Data Ephemeris Hisab Rukyat (Hisabwin Version 1.0/1993 atau Winhisab Version 2.0/1996) disampaikan pada kegiatan “Penataran / Pelatihan / Orientasi / Kuliah / Pertemuan / Diklat Hisab Rukyat” Sejak Tahun 1993 Sampai dengan Sekarang, Cara Penggunaan Sama hanya Contoh Perhitungan Dibuat Berbeda/Disesuaikan. Semoga Bermanfaat. Amin.
Hak Penyuntingan dan Penyiaran diperbolehkan dengan menyebut Sumber dan Penulisnya
[ Ke Atas ]


Oleh: Mutoha - Anggota BHR DIY - koord. Jogja Astro Club (JAC) - Member Islamic Crescent's Observation Project (ICOP)
" Menuju Obsesi Lahirnya Sistem Tunggal Penanggalan Islam di Indonesia "
Milis : http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal/
Kunjungan :

sejak 1 Muharram 1427 H

menghitung arah kiblat dan mengukur arah kiblat




Home Sekilas Vibilitas Hisab-Rukyat Kalender Gerhana JadwalShalat Kiblat Artikel Links Galeri Software Tamu
HAFAR 1427 H




Artikel :
MENGHITUNG ARAH KIBLAT &
MENGUKUR ARAH KIBLAT
Sriyatin Shadiq Al Falaky

Arah Kiblat dan Segitiga Bola
Kata Arah Kiblat, dua kata ini yang akan dicari formulasi dan hitungan penentuannya. Kata arah berarti jurusan, tujuan dan maksud[1], yang lain memberi arti jarak terdekat[2] yang diukur melalui lingkaran besar pada permukaan bumi[3], dan yang lain artinya jihad, syathrah dan azimuth[4]. Sedangkan kata Kiblat berarti Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram kota Mekah. Para ulama sepakat menghadap ke arah kiblat merupakan syarat sahnya shalat, maka kaum muslimin wajib menghadap ke arah kiblat dalam melakukan ibadah shalat. Dengan demikian arah kiblat adalah suatu arah (kiblat di Mekah) yang wajib dituju oleh umat Islam ketika ibadah shalat.

QS. Al Baqarah (2) ayat 142, 143, 144, 145,148, dan 149

Sabda Nabi SAW :
Artinya : Ka’bah (Baitullah) adalah kiblat bagi orang-orang di masjidil haram, masjidil haram adalah kiblat bagi orang-orang penduduk tanah haram (Mekah), dan tanah haram (Mekah) adalah kiblat bagi semua umatku di bumi, baik di barat maupun di timur. ( HR. Al Baihaqi dari Abu Hurairah)[5].

Arah kota Mekah yang terdapat Ka’bah (sebagai kiblat kaum muslimin) dapat diketahui dari setiap titik di permukaan bumi ini berada pada permukaan bola bumi, maka untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri). Penghitungan dan pengukuran dilakukan dengan derajat sudut dari titik kutub utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau kalkulator.

Untuk perhitungan arah kiblat, ada 3 buah titik yang harus dibuat, yaitu :

1. Titik A, diletakkan di Ka’bah (Mekah)
2. Titik B, diletakkan di lokasi tempat yang akan ditentukan arah kiblatnya.
3. Titik C, diletakkan di titik kutub utara.

Titik A dan titik C adalah dua titik yang tetap (tidak berubah-ubah), karena titik A tepat di Ka’bah (Mekah) dan titik C tepat di kutub utara (titik sumbu), sedangkan titik B senantiasa berubah, mungkin berada di sebelah utara equator dan mungkin pula berada di sebelah selatannya, tergantung pada tempat mana yang akan ditentukan arah kiblatnya.


Bila ketiga titik tersebut dihubungkan dengan garis lengkung pada lingkaran besar, maka terjadilah segitiga bola ABC, seperti gambar di bawah ini. Titik A adalah posisi Ka’bah (Mekah), titik B adalah posisi lokasi tempat/kota, dan titik C adalah kutub utara/titik sumbu.

Ketiga sisi segitiga ABC di samping ini diberi nama dengan huruf kecil dengan nama sudut didepannya (dihadapannya). Sisi BC dinamakan sisi a, karena berada di depan/ berhadapan dengan sudut A. Sisi CA dinamakan sisi b, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut B. Sisi AB dinamakan sisi c, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut C. Atau sudut di antara sisi b dan sisi c dinamakan sudut A, sudut di antara sisi c dan sisi a dinamakan sudut B, dan sudut di antara sisi a dan sisi b dinamakan sudut C. Sudut-sudut itu dihitung dengan derajat sudut.

Gambar di atas, dapatlah diketahui bahwa yang dimaksud dengan perhitungan arah kiblat adalah suatu perhitungan untuk mengetahui berapa besar nilai sudut B, yakni sudut yang diapit oleh sisi a dan sisi c.

Pembuatan gambar segitiga bola seperti di atas sangat berguna untuk membantu menentukan nilai sudut arah kiblat bagi suatu tempat dipermukaan bumi ini dihitung/diukur dari suatu titik arah mataangin ke arah mataangin lainnya, misalnya diukur dari titik Utara ke Barat (U-B), atau diukur searah jarum jam dari titik Utara (UTSB).

Untuk perhitungan arah kiblat, hanya diperlukan dua data tempat : 1). data lintang dan bujur Ka’bah (Mekah) f = 21o 25’ LU dan λ = 39o 50’ BT. 2). Data lintang tempat dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya. Sedangkan data lintang dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya dapat diambil dari taqwim/daftar/peta/buku yang tersedia lintang dan bujur tempatnya serta dari GPS (global positioning system).

Data dan Rumus Arah Kiblat yang Digunakan

a. Data yang Digunakan :

NO
INDONESIA
ARAB
INGGRIS
SIMBOL
1
lintang tempat
عرض البلد
latitude
phi = f
2
bujur tempat
طول البلد
longitude
lambda = λ

b. Data lintang dan bujur Ka’bah (kota Mekah) yaitu :

1). f lintang Ka’bah (kota Mekah) f = 21o 25’ LU
2). λ bujur Ka’bah (kota Mekah) λ = 39o 50’ BT

c. Rumus yang digunakan :

1). Rumus arah kiblat

Cotan B = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
2). Rumus bantu

Sisi a (a) = 90o – ftp
Sisi b (b) = 90o – fmk
b = 90o – 21o 25’ = 68o 35’ (tetap)
Sisi C (c) = λtp – λmk

Keterangan :

tp = lintang/bujur tempat, dan mk = lintang/bujur Mekah



Contoh Perhitungan Arah Kiblat

Pertanyaan : Hisablah/hitunglah arah kiblat kota Jakarta.

Jawab :
- Data yang diketahui :
a. Lintang tempat kota Mekah (f mk ) = 21o 25’ LU
Bujur tempat kota Mekah (λ mk) = 39o 50’ BT
b. Lintang tempat kota Surabaya (f tp ) = - 7o 15’ LS
Bujur tempat kota Surabaya (λ tp ) = 112o 45’ BT
- Langkah-langkah yang harus ditempuh :

a. Dicari dulu dengan rumus bantu :
a = 90o – f tp
b = 90o – f mk
C = λtp - λ mk

Harga yang didapat :
a = 90o – (- 7o 15’) = 97o 15’
b = 90o - 21o 25’ = 68o 35’ (tetap)
C =112o 45’ - 39o 50’ = 72o 55’
b. Data dimasukkan dalam rumus arah kiblat
Cotan B = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
Cotan B = Cotan 68o 35’ Sin 97o 15’ - Cos 97o 15’ Cotan 72o 55’
Sin 72o 55’
- Pijat tombol kalkulator secara berurutan sesuai dengan typenya:

a. Casio fx 120, 124, 130

68o 35’ Tan 1/x x 97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = - 97o 15’ Cos x 72o 55’ Tan 1/x = 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 2924o 01’ 45.03” UTSB.

b. Casio fx 3600, 3800, 3900, 4100
68o 35’ Tan Inv 1/x x 97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = - 97o 15’ Cos x 72o 55’ Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.

c. Karce-131 Scientific, Casio fx 350 MS SVPAM, 4000 P , 4500 P , 5000 P.

1 / Tan 68o 35’ x Sin 97o 15’ / Sin 72o 55’ Exe - Cos 97o 15’ x 1 / Tan 72o 55’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’65o 58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.

Keterangan :
1. U-B : diukur dari titik Utara ke arah Barat
2. B-U : diukur dari titik Barat ke arah Utara
3. UTSB : diukur dari titik Utara se arah jarum jam (Utara - Timur - Selatan – Barat)
4. a. tanda / bisa diganti : b. tanda Exe bisa diganti = c. tanda x-1 dipijat shift (
- Pembuktian : Jarak terdekat arah kiblat dari tempat lokasi ke Ka’bah (Mekah).

Jika λ = 00o 00’ s.d 39o 50’ BT, maka C = 39o 50’ - λ
Jika λ = 39o 50’ s.d 180o 00’ BT, maka C = λ - 39o 50’
Jika λ = 00o 00’ s.d 140o 10’ BB, maka C = λ + 39o 50’
Jika λ = 140o 10’ s.d 180o 00’ BB, maka C = 320o 10 - λ

a. ke arah barat : 112o 45’ - 39o 50’ = 72o 55’
b. ke arah timur : 180o + (180o – 72o 55’) = 180o + 107o 05’ = 287o 05’
c. Lingkaran sudut busur derajat = 72o 55’ + 287o 05’ = 360o.
d. 1o = 4’ = 110 km : 72o 55’ x 111 km = 8093,75 km ( ke arah barat) dan 287o 05’ x 111 km = 31866,25 km ( ke arah timur).

e. Jarak terdekat arah kiblat kota SURABAYA menghadap ke barat serong ke utara (ke kanan), karena kota SURABAYA berada di sebelah selatan garis equator/khatulistiwa (f = - 7o 15’ LS), sedang Ka’bah (Mekah) berada di sebelah utara garis equator/khatulistiwa (f = 21o 25’ LU).


Gambar Arah Kiblat






Program Arah Kiblat

a. Aplikasi program ARAH KIBLAT dengan menggunakan Scientific Calculator Casio FX-4500PA
AC MODE EXP - KIBLAT EXE - F1 L1
Q = tan-1 (1/(cos P tan 21o 25’/ sin (B - 39o50’) - sin P/tan (B-39o50’))): A“KIBLAT”=QΔ A“KIBLAT”=90-QΔA“AZKIBLAT”= 360-QΔ EXE

b. Cara penggunaannya :
AC FILE KIBLAT EXE P? -7o15’ EXE B? 112o 45’ EXE SHIFT o’’’ KIBLAT = 65o 58’ 14.97” EXE SHIFT o’’’ KIBLAT = 24o 01’ 45.03” EXE SHIFT o’’’ AZKIBLAT = 294o 01’45.03”

[1] Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2, cet. IX, Jakarta : Balai Pustaka, 1999, hlm. 54
[2] Saadoe’ddin Djambek, Arah Kiblat, cet II, Jakarta, Tintamas, 1956, hlm. 6.
[3] Ibid, hlm. 9.
[4] Departemen Agama RI, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, Jakarta, 1994, hlm.10.
[5] Muhammad ibn Ali ibn Muhammad As Syaukani, Nailul Author, jilid II, Beirut : Al Amaliyah, 1983, hlm.169.
Hak Penyuntingan dan Penyiaran diperbolehkan dengan menyebut Sumber dan Penulisnya
[ Ke Atas ]


Oleh: Mutoha - Anggota BHR DIY - koord. Jogja Astro Club (JAC) - Member Islamic Crescent's Observation Project (ICOP)
" Menuju Obsesi Lahirnya Sistem Tunggal Penanggalan Islam di Indonesia "
Milis : http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal/
Kunjungan :

sejak 1 Muharram 1427 H

menghitung arah kiblat dan mengukur arah kiblat

Home Sekilas Vibilitas Hisab-Rukyat Kalender Gerhana JadwalShalat Kiblat Artikel Links Galeri Software Tamu
HAFAR 1427 H




Artikel :
MENGHITUNG ARAH KIBLAT &
MENGUKUR ARAH KIBLAT
Sriyatin Shadiq Al Falaky

Arah Kiblat dan Segitiga Bola
Kata Arah Kiblat, dua kata ini yang akan dicari formulasi dan hitungan penentuannya. Kata arah berarti jurusan, tujuan dan maksud[1], yang lain memberi arti jarak terdekat[2] yang diukur melalui lingkaran besar pada permukaan bumi[3], dan yang lain artinya jihad, syathrah dan azimuth[4]. Sedangkan kata Kiblat berarti Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram kota Mekah. Para ulama sepakat menghadap ke arah kiblat merupakan syarat sahnya shalat, maka kaum muslimin wajib menghadap ke arah kiblat dalam melakukan ibadah shalat. Dengan demikian arah kiblat adalah suatu arah (kiblat di Mekah) yang wajib dituju oleh umat Islam ketika ibadah shalat.

QS. Al Baqarah (2) ayat 142, 143, 144, 145,148, dan 149

Sabda Nabi SAW :
Artinya : Ka’bah (Baitullah) adalah kiblat bagi orang-orang di masjidil haram, masjidil haram adalah kiblat bagi orang-orang penduduk tanah haram (Mekah), dan tanah haram (Mekah) adalah kiblat bagi semua umatku di bumi, baik di barat maupun di timur. ( HR. Al Baihaqi dari Abu Hurairah)[5].

Arah kota Mekah yang terdapat Ka’bah (sebagai kiblat kaum muslimin) dapat diketahui dari setiap titik di permukaan bumi ini berada pada permukaan bola bumi, maka untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri). Penghitungan dan pengukuran dilakukan dengan derajat sudut dari titik kutub utara, dengan menggunakan alat bantu mesin hitung atau kalkulator.

Untuk perhitungan arah kiblat, ada 3 buah titik yang harus dibuat, yaitu :

1. Titik A, diletakkan di Ka’bah (Mekah)
2. Titik B, diletakkan di lokasi tempat yang akan ditentukan arah kiblatnya.
3. Titik C, diletakkan di titik kutub utara.

Titik A dan titik C adalah dua titik yang tetap (tidak berubah-ubah), karena titik A tepat di Ka’bah (Mekah) dan titik C tepat di kutub utara (titik sumbu), sedangkan titik B senantiasa berubah, mungkin berada di sebelah utara equator dan mungkin pula berada di sebelah selatannya, tergantung pada tempat mana yang akan ditentukan arah kiblatnya.


Bila ketiga titik tersebut dihubungkan dengan garis lengkung pada lingkaran besar, maka terjadilah segitiga bola ABC, seperti gambar di bawah ini. Titik A adalah posisi Ka’bah (Mekah), titik B adalah posisi lokasi tempat/kota, dan titik C adalah kutub utara/titik sumbu.

Ketiga sisi segitiga ABC di samping ini diberi nama dengan huruf kecil dengan nama sudut didepannya (dihadapannya). Sisi BC dinamakan sisi a, karena berada di depan/ berhadapan dengan sudut A. Sisi CA dinamakan sisi b, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut B. Sisi AB dinamakan sisi c, karena berada di depan/berhadapan dengan sudut C. Atau sudut di antara sisi b dan sisi c dinamakan sudut A, sudut di antara sisi c dan sisi a dinamakan sudut B, dan sudut di antara sisi a dan sisi b dinamakan sudut C. Sudut-sudut itu dihitung dengan derajat sudut.

Gambar di atas, dapatlah diketahui bahwa yang dimaksud dengan perhitungan arah kiblat adalah suatu perhitungan untuk mengetahui berapa besar nilai sudut B, yakni sudut yang diapit oleh sisi a dan sisi c.

Pembuatan gambar segitiga bola seperti di atas sangat berguna untuk membantu menentukan nilai sudut arah kiblat bagi suatu tempat dipermukaan bumi ini dihitung/diukur dari suatu titik arah mataangin ke arah mataangin lainnya, misalnya diukur dari titik Utara ke Barat (U-B), atau diukur searah jarum jam dari titik Utara (UTSB).

Untuk perhitungan arah kiblat, hanya diperlukan dua data tempat : 1). data lintang dan bujur Ka’bah (Mekah) f = 21o 25’ LU dan λ = 39o 50’ BT. 2). Data lintang tempat dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya. Sedangkan data lintang dan bujur tempat lokasi/kota yang akan dihitung arah kiblatnya dapat diambil dari taqwim/daftar/peta/buku yang tersedia lintang dan bujur tempatnya serta dari GPS (global positioning system).

Data dan Rumus Arah Kiblat yang Digunakan

a. Data yang Digunakan :

NO
INDONESIA
ARAB
INGGRIS
SIMBOL
1
lintang tempat
عرض البلد
latitude
phi = f
2
bujur tempat
طول البلد
longitude
lambda = λ

b. Data lintang dan bujur Ka’bah (kota Mekah) yaitu :

1). f lintang Ka’bah (kota Mekah) f = 21o 25’ LU
2). λ bujur Ka’bah (kota Mekah) λ = 39o 50’ BT

c. Rumus yang digunakan :

1). Rumus arah kiblat

Cotan B = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
2). Rumus bantu

Sisi a (a) = 90o – ftp
Sisi b (b) = 90o – fmk
b = 90o – 21o 25’ = 68o 35’ (tetap)
Sisi C (c) = λtp – λmk

Keterangan :

tp = lintang/bujur tempat, dan mk = lintang/bujur Mekah



Contoh Perhitungan Arah Kiblat

Pertanyaan : Hisablah/hitunglah arah kiblat kota Jakarta.

Jawab :
- Data yang diketahui :
a. Lintang tempat kota Mekah (f mk ) = 21o 25’ LU
Bujur tempat kota Mekah (λ mk) = 39o 50’ BT
b. Lintang tempat kota Surabaya (f tp ) = - 7o 15’ LS
Bujur tempat kota Surabaya (λ tp ) = 112o 45’ BT
- Langkah-langkah yang harus ditempuh :

a. Dicari dulu dengan rumus bantu :
a = 90o – f tp
b = 90o – f mk
C = λtp - λ mk

Harga yang didapat :
a = 90o – (- 7o 15’) = 97o 15’
b = 90o - 21o 25’ = 68o 35’ (tetap)
C =112o 45’ - 39o 50’ = 72o 55’
b. Data dimasukkan dalam rumus arah kiblat
Cotan B = Cotan b Sin a - Cos a Cotan C
Sin C
Cotan B = Cotan 68o 35’ Sin 97o 15’ - Cos 97o 15’ Cotan 72o 55’
Sin 72o 55’
- Pijat tombol kalkulator secara berurutan sesuai dengan typenya:

a. Casio fx 120, 124, 130

68o 35’ Tan 1/x x 97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = - 97o 15’ Cos x 72o 55’ Tan 1/x = 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 2924o 01’ 45.03” UTSB.

b. Casio fx 3600, 3800, 3900, 4100
68o 35’ Tan Inv 1/x x 97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = - 97o 15’ Cos x 72o 55’ Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.

c. Karce-131 Scientific, Casio fx 350 MS SVPAM, 4000 P , 4500 P , 5000 P.

1 / Tan 68o 35’ x Sin 97o 15’ / Sin 72o 55’ Exe - Cos 97o 15’ x 1 / Tan 72o 55’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’65o 58’ 14.97” U - B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.

Keterangan :
1. U-B : diukur dari titik Utara ke arah Barat
2. B-U : diukur dari titik Barat ke arah Utara
3. UTSB : diukur dari titik Utara se arah jarum jam (Utara - Timur - Selatan – Barat)
4. a. tanda / bisa diganti : b. tanda Exe bisa diganti = c. tanda x-1 dipijat shift (
- Pembuktian : Jarak terdekat arah kiblat dari tempat lokasi ke Ka’bah (Mekah).

Jika λ = 00o 00’ s.d 39o 50’ BT, maka C = 39o 50’ - λ
Jika λ = 39o 50’ s.d 180o 00’ BT, maka C = λ - 39o 50’
Jika λ = 00o 00’ s.d 140o 10’ BB, maka C = λ + 39o 50’
Jika λ = 140o 10’ s.d 180o 00’ BB, maka C = 320o 10 - λ

a. ke arah barat : 112o 45’ - 39o 50’ = 72o 55’
b. ke arah timur : 180o + (180o – 72o 55’) = 180o + 107o 05’ = 287o 05’
c. Lingkaran sudut busur derajat = 72o 55’ + 287o 05’ = 360o.
d. 1o = 4’ = 110 km : 72o 55’ x 111 km = 8093,75 km ( ke arah barat) dan 287o 05’ x 111 km = 31866,25 km ( ke arah timur).

e. Jarak terdekat arah kiblat kota SURABAYA menghadap ke barat serong ke utara (ke kanan), karena kota SURABAYA berada di sebelah selatan garis equator/khatulistiwa (f = - 7o 15’ LS), sedang Ka’bah (Mekah) berada di sebelah utara garis equator/khatulistiwa (f = 21o 25’ LU).


Gambar Arah Kiblat






Program Arah Kiblat

a. Aplikasi program ARAH KIBLAT dengan menggunakan Scientific Calculator Casio FX-4500PA
AC MODE EXP - KIBLAT EXE - F1 L1
Q = tan-1 (1/(cos P tan 21o 25’/ sin (B - 39o50’) - sin P/tan (B-39o50’))): A“KIBLAT”=QΔ A“KIBLAT”=90-QΔA“AZKIBLAT”= 360-QΔ EXE

b. Cara penggunaannya :
AC FILE KIBLAT EXE P? -7o15’ EXE B? 112o 45’ EXE SHIFT o’’’ KIBLAT = 65o 58’ 14.97” EXE SHIFT o’’’ KIBLAT = 24o 01’ 45.03” EXE SHIFT o’’’ AZKIBLAT = 294o 01’45.03”

[1] Departemen P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2, cet. IX, Jakarta : Balai Pustaka, 1999, hlm. 54
[2] Saadoe’ddin Djambek, Arah Kiblat, cet II, Jakarta, Tintamas, 1956, hlm. 6.
[3] Ibid, hlm. 9.
[4] Departemen Agama RI, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, Jakarta, 1994, hlm.10.
[5] Muhammad ibn Ali ibn Muhammad As Syaukani, Nailul Author, jilid II, Beirut : Al Amaliyah, 1983, hlm.169.
Hak Penyuntingan dan Penyiaran diperbolehkan dengan menyebut Sumber dan Penulisnya
[ Ke Atas ]


Oleh: Mutoha - Anggota BHR DIY - koord. Jogja Astro Club (JAC) - Member Islamic Crescent's Observation Project (ICOP)
" Menuju Obsesi Lahirnya Sistem Tunggal Penanggalan Islam di Indonesia "
Milis : http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal/
Kunjungan :

menghitung awal bulan sistem ephemeris hisab rukyar

Home Sekilas Vibilitas Hisab-Rukyat Kalender Gerhana JadwalShalat Kiblat Artikel Links Galeri Software Tamu
HAFAR 1427 H




Artikel :
MENGHITUNG AWAL BULAN
SISTEM EPHEMERIS HISAB RUKYAT
Sriyatin Shadiq Al Falaky
Contoh perhitungan awal bulan “Sistem Ephemeris Hisab Rukyat” (Hisabwin version 1.0/1993 atau Winhisab version 2.0/1996) ini disampaikan pada Kegitan “Penataran/Pelatihan/Orientasi/Kuliah/ Pertemuan/Diklat Hisab Rukyat” sejak tahun 1993 sampai sekarang, disajikan dengan cara dan penggunaan yang sama, hanya contoh perhitungan awal bulan dibuat berbeda/disesuaikan.
Semoga manfaat. Amin

CONTOH PERHITUNGAN AWAL BULAN SYAWAL 1426 H[1]
Lintang tempat Jakarta (f) = ‑ 6° 10' LS
Bujur tempat Jakarta (l) = 106° 50' BT
Tinggi tempat = 28 meter di atas laut

1. Hitunglah Perkiraan (hisab urfi) Akhir Ramadhan 1426 H ?

Tanggal 29 Ramadhan 1426 H.
1425 tahun + 8 bulan + 29 hari
1425/30 = 47 daur + 15 tahun + 8 bulan + 29 hari
47 daur = 47 x 10.631 = 499657 hari
15 tahun = (15x354) +6 = 5316 hari
8 bulan (4 x59) = 236 hari
29 hari = 29 hari +
Jumlah = 505238 hari
505238 / 7 = 72176 sisa 6 dihitung dari Kamis = Selasa
505238 / 5 = 101047 sisa 3 dihitung dari Kliwon = Pahing
505238 + 227029 = 732267 hari
732267 / 365.25 = 2004 tahun + 306 hari
306 hari = (304 hari =10 bulan) + 2 hari
2 hari + 10 bulan + 2004 tahun = 2 November 2005.
Tanggal 29 Ramadhan 1426 H = 2 November 2005 M.

2. Hitunglah Saat (jam terjadi) Ijtima' Akhir Ramadhan 1426 H Bertepatan dengan Tanggal 2 November 2005 M ?

Dari Buku EPHEMERIS HISAB RUKYAT TAHUN 2005 pada bulan November 2005, dapat diturunkan dengan langkah‑langkah sbb :
a. FIB (Fraction Illumination Bulan) terkecil pada tanggal 2 November 2005 adalah 0.00041 jam 1.00 GMT.
b. ELM (Ecliptic Longitude Matahari) pada pukul 1:00 GMT = 219° 42' 46"
c. ALB (Apparent Longitude Bulan) pada pukul 1:00 GMT = 219° 29' 12"
d. Hitunglah Sabaq Matahari (SM) perjam (harga mutlak):
ELM jam 1:00 GMT = 219° 42' 46"
ELM jam 2:00 GMT = 219° 45' 17”
Sabaq Matahari (SM) = 0° 02' 31"
e. Hitunglah Sabaq Bulan (SB) perjam (harga mutlak):
ALB jam 1:00 GMT = 219° 29' 12"
ALB jam 2:00 GMT = 220° 02' 00"
Sabaq Bulan (SB) = 0° 32' 48"
f. Hitunglah saat ijtima', dengan rumus sbb :
Jam FIB (GMT) + (ELM - ALB ) + 7.00 (WIB)
SB - SM
= 1:00 +( 219° 42' 46" ‑ 219° 29' 12") + 7:00 (WIB)
0° 32' 48" ‑ 0° 02' 31"
= 1:00 + ( 0° 13' 34'') + 7:00 (WIB)
0° 30' 17"
= 1:00 + 0:26: 52.77 = 1:26:52.77 (GMT) + 7:00 = 8:26:52.77 (WIB)
Ijtima’ terjadi pada jam 8:26:52 (WIB)

3. Hitunglah Perkiraan Matahari Terbenam pada tanggal 2 November 2005 di Jakarta ?

a. Hitunglah tinggi matahari saat matahari terbenam, data yang diketahui sbb :
Tinggi tempat (Dip) = 1.76√28 = 0o 9'18.78"
Semi Diameter matahari (SDo) jam 11.00 GMT = 0o 16'07.20"
Refraksi (Ref) 00o = 0o 34'30" lihat daftar refraksi hlm…
Rumus tinggi matahari :
ho = 0o – SD – Ref – Dip
0o – 0o16'07.20" – 0o34'30" – 0o 09'18.78" = – 0o 59'55.98"
ho = – 0o 59'55.98"
b. Hitunglah sudut waktu matahari (to) pada saat matahari terbenam, data yang diketahui sbb :
Lintang tempat Jakarta (f) = ‑ 6°10' LS.
Bujur tempat Jakarta (l) = 106°50' BT.
Deklinasi matahari/Apparent Declination (δo) jam 11.00 GMT = -14o 51'15"
Tinggi matahari (ho) = – 0o 59'55.98"
Rumus Sudut Waktu Matahari :
cos t = - tan f tan δ + sin h / cos f / cos δ
cos t = - tan ‑ 6°10' tan -14o 51'15" + sin – 0o 59'55.98" / cos ‑ 6°10' / cos -14o 51'15"
Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan :
Casio fx 120, 124, 130 :
6° 10' +/‑ tan +/- x 14o 51'15" +/‑ tan + 0o 59'55.98" +/‑ sin : 6° 10' +/- cos : 14o 51'15" +/- cos = inv cos inv o '" 92°40'56.09"
Casio fx 350, 3600P, 3800P :
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 14o 51'15" +/‑ tan + 0o 59'55.98" +/‑ sin : 6° 10' +/‑ cos : 14o 51'15" +/- cos = shift cos shift o '" 92°40'56.09"
Casio fx 4000P, 4500P, 5000P :
Shift Cos ( ‑ tan ‑ 6° 10' tan ‑ 14o 51'15" + sin – 0o 59'55.98" / cos ‑ 6° 10' / cos ‑ 14o 51'15" ) exe shift o '" 92°40'56.09"
to = 92°40'56.09"
to/15 = 92°40'56.09"/15 = 6:10:43.74 = 6j 10m 43.74d
c. Hitunglah perkiraan terbenam matahari :
Equation of time (eo) jam 11.00 GMT = 0j 16m 28s
to/15 = 92°40'56.09"/15 = 6:10:43.74
Rumus Koreksi Waktu Daerah (KWD) = 105 - ldh/15
KWD = 105o – 106o 50’ / 15 = - 00:07:20
Rumus : 12 – eo + (to/15) – KWD
Kulminasi = 12j 00m 00.00d
Equation of time (eo) = 00 16 28 -
11 43 32
to/15 = 06 10 43.74 +
17 54 15.74
KWD = 00 07 20 -
Jam Ghurub (WIB) = 17 46 55.74 (perkiraan matahari terbenam)
Koreksi bujur = 07 00 00 -
Jam (GMT) = 10 46 55.74 (perkiraan matahari terbenam)

4. Hitunglah Matahari Terbenam (ghurub) pada Tanggal 2 November 2005 di Jakarta ?

Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:46:55.74 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C / I
a. Deklinasi matahari/Apparent Declination (δo)
Pada jam 10.00 GMT = -14o 50'28"
Pada jam 11.00 GMT = -14o 51'15"
δo = -14o 51'04.76"
A – ( A – B ) x C/I = -14o 50'28" – ((-14o 50'28") – (- 14o 51'15")) x 0o 46'55.74"/1
= -14o 51'04.76"
b. Semi Diameter matahari (SDo)
Pada jam 10.00 GMT = 0o 16'07.19"
Pada jam 11.00 GMT = 0o 16'07.20"
SDo = 0o 16'07.2"
A – ( A – B ) x C / I = 0o16'07.19" – (0o16'07.19" – 0o16'07.20") x 0o 46'55.74"/1
= 0o 16'07.2"
c. Equation of time matahari (eo)
Pada jam 10.00 GMT = 0j 16m 28s
Pada jam 11.00 GMT = 0j 16m 28s
eo = 0j 16m 28s
A – ( A – B ) x C / I = 0j 16m 28s – ( 0j 16m 28s – 0j 16m 28s) x 0j 46m55.74s/1
= 0j 16m 28s
d. Hitunglah tinggi matahari, data yang diketahui sbb :
Dip = 1.76√28 = 0o 9'18.78"
SDo = 0o 16'07.2"
Ref = 0o 34'30"
Rumus tinggi matahari :
ho = 0o – SD – Ref – Dip
0o – 0o 16'07.2" – 0o34'30" – 0o 09'18.78" = – 0o 59'55.98"
ho = – 0o 59'55.98"
e. Hitunglah sudut waktu matahari (to), data yang diketahui sbb :
f = ‑ 6°10' LS.
l = 106°50' BT.
δo = -14o 51'04.76"
ho = – 0o 59'55.98"
Rumus Sudut Waktu Matahari :
cos t = - tan f tan δ + sin h / cos f / cos δ
cos t = - tan ‑ 6°10' tan -14o 51'04.76" + sin – 0o 59'55.98" / cos ‑ 6°10' / cos -14o 51'04.76"
Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan :
Casio fx 120, 124, 130 :
6° 10' +/‑ tan +/- x 14o 51'04.76" +/‑ tan + 0o 59'55.98" +/‑ sin : 6° 10' +/- cos : 14o 51'04.76" +/- cos = inv cos inv o '" 92°40'54.85"
Casio fx 350, 3600, 3800P :
6° 10' +/‑ tan +/‑ x 14o 51'04.76" +/‑ tan + 0o 59'55.98" +/‑ sin : 6° 10' +/‑ cos : 14o 51'04.76" +/- cos = shift cos shift o '" 92°40'54.85"
Casio fx 4000P, 4500P, 5000P :
Shift Cos ( ‑ tan ‑ 6° 10' tan ‑ 14o 51'04.76" + sin – 0o 59'55.98" / cos ‑ 6° 10' / cos ‑ 14o 51'04.76" ) exe shift o '" 92°40'54.85"
to = 92°40'54.85"
to/15 = 92°40'54.85"/15 = 6:10:43.66 = 6j 10m 43.66d
c. Hitunglah terbenam matahari (Gho):
eo = 0j 16m 28s
to/15 = 92°40'54.85"/15 = 6:10:43.66
KWD = - 00:07:20
Rumus : 12 – eo + (to/15) – KWD
Kulminasi = 12j 00m 00.00d
Equation of time (eo) = 00 16 28 -
11 43 32
to/15 = 06 10 43.66 +
17 54 15.66
KWD = 00 07 20 -
Jam Ghurub (WIB) = 17 46 55.66 (matahari terbenam sebenarnya)
Koreksi bujur = 07 00 00 -
Jam (GMT) = 10 46 55.66 (matahari terbenam sebenarnya)

5. Hitunglah Sudut Waktu Bulan ( tc ) ?

Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:46:55.66 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C / I
a. Apparent Right Ascension matahari (ARo)
Pada jam 10.00 GMT = 217o 40'14"
Pada jam 11.00 GMT = 217o 42'42"
ARo = 217o 42'09.75"
A – ( A – B ) x C/I = 217o 40'14" – (217o 40'14" – 217o 42'42") x 0o 46'55.66"/1
= 217o 42'09.75"
b. Apparent Right Ascension bulan (ARc)
Pada jam 10.00 GMT = 221o 07'28"
Pada jam 11.00 GMT = 221o 39'58"
ARc = 221o 32'53.1"
A – ( A – B ) x C/I = 221o 07'28" – (221o 07'28" – 221o 39'58") x 0o 46'55.66"/1
= 221o 32'53.1"
c. Sudut waktu bulan, Rumus tc = ARo – ARc + to
tc = 217o 42'09.75" - 221o 32'53.1" + 92°40'54.85" = 88°50'11.5"
tc = 88°50'11.5"

6. Hitunglah Tinggi Hakiki Bulan (hc) ? data diketahui sbb :

a. f = ‑ 6°10' LS
b. tc = 88°50'11.5"
c. Deklinasi Bulan (δc), dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:46:55.66 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C / I
Apparent Declination bulan (δc) :
Pada jam 10.00 GMT = - 18o 44'00"
Pada jam 11.00 GMT = - 18o 56'20"
δc = - 18o 53'38.77"
A – ( A – B ) x C/I = - 18o 44'00" – ((-18o 44'00" – (-18o 56'20")) x 0o 46'55.66"/1
= - 18o 53'38.77"
d. Rumus : Sin hc = sin f sin δ + cos f cos δ cos t c
Sin hc = sin ‑ 6°10' sin - 18o 53'38.77" + cos ‑ 6°10' cos - 18o 53'38.77" cos 88°50'11.5"
Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan :
Casio fx 120, 124, 130 :
6° 10' +/‑ sin x 18o 53'38.77" +/‑ sin + 6° 10' +/‑ cos x 18o 53'38.77" +/‑ cos x 88°50'11.5" cos = inv sin inv o'" 3°05'19.94
Casio fx 350, 3600, 3800P :
6° 10' +/‑ sin x 18o 53'38.77" +/‑ sin + 6° 10' +/‑ cos x 18o 53'38.77" +/‑ cos x 88°50'11.5" cos = shift sin shift o'" 3°05'19.94
Casio fx 4000P, 4500P, 5000P :
Shift Sin ( sin ‑ 6° 10' sin ‑ 18o 53'38.77" + cos ‑ 6° 10' cos ‑ 18o 53'38.77" cos 88°50'11.5") exe shift o'" 3°05'19.94
h c = 3°05'19.94"

7. Hitunglah Tinggi Hilal Mar'i (tinggi lihat) (h'c) ?

Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:46:55.66 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C / I
a. hc = 3°05'19.94
b. Dip = 0o 9'18.78"
c. Horizontal Parallax bulan (Hpc) :
Pada jam 10.00 GMT = 0o 57'05"
Pada jam 11.00 GMT = 0o 57'07"
Hpc = 0o 57'06.56"
A – ( A – B ) x C / I = 0o 57'05" – (0o 57'05" – 0o 57'07") x 0o 46'55.66" / 1
= 0o 57'06.56"
d. Semi Diameter bulan (SDc) :
Pada jam 10.00 GMT = 0o 15'33.43"
Pada jam 11.00 GMT = 0o 15'33.81"
SDc = 0o 15'33.73"
A – ( A – B ) x C / I = 0o 15'33.43" – (0o 15'33.43" – 0o 15'33.81") x 0o 46'55.66"/1
= 0o 15'33.73"
e. Parallax = cos hc x Hpc
Par = cos 3°05'19.94" x 0o 57'06.56" = 0o 57'01.58"
f. Rumus : h'c = hc – Par + SD + Ref + Dip
hc (tinggi hakiki) = 3° 05' 19.94"
Parallax = 0 57 01.58 ‑
2 08 18.36
Semi Diameter = 0 15 33.73 +
2 23 52.09 ( dasar interpolasi, lihat daftar refraksi hlm… )
Refraksi = 0 15 46.57 +
2 39 38.66
Dip = 0 09 18.78 +
h’c (tinggi mar'i ) = 2° 48' 57.44"

8. Hitunglah Lama Hilal di atas Ufuq (LHUc) ?

LHUc = h’c x 0o 4’ = 2° 48' 57.44" x 0o 4’ = 0j11m15.83d

9. Hitunglah Saat Hilal Terbenam (HGc) ?

HGc = Gho + LHUc = 17j46m55.66d + 0j11m15.83d = 17j58m11.49d

10. Hitunglah Arah (Azimut) Matahari (Ao) ? data diketahui sbb :

a. f = ‑ 6°10' LS
b. δo = -14o 51'04.76"
c. to = 92°40'54.85"
d. Rumus : Cotan A = ‑ sin f / tan to + cos f tan δ / sin to
Cotan A= ‑ sin 6°10'/ tan 92°40'54.85" + cos 6°10' tan -14o 51'04.76"/sin 92°40'54.85"
Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan :
Casio fx 120, 124, 130 :
6° 10' +/‑ sin +/‑ : 92°40'54.85" tan + 6° 10' +/‑ cos x 14o 51'04.76" +/‑ tan : 92°40'54.85" sin = 1/x inv tan inv o '" ‑ 15° 03' 13.79" atau ‑ 74° 56' 46.21"
Casio fx 350, 3600, 3800P :
6° 10' +/‑ sin +/‑ : 92°40'54.85" tan + 6° 10' +/‑ cos x 14o 51'04.76" +/‑ tan : 92°40'54.85" sin = 1/x shift tan shift o '" ‑ 15° 03' 13.79" atau ‑ 74° 56' 46.21"
Casio fx 4000P, 4500P, 5000P :
Shift Tan (‑ sin ‑ 6°10' / tan 92° 40'54.85" + cos ‑ 6°10' tan ‑ 14o 51'04.76" / sin 92° 40'54.85") exe shift o '" ‑ 15° 03' 13.79" atau ‑ 74° 56' 46.21"
A° = ‑ 15° 03' 13.79" diukur dari titik Barat ke arah Selatan (B-S), atau
A° = ‑ 74° 56' 46.21" diukur dari titik Selatan ke arah Barat (S-B)

11. Hitunglah Arah (Azimut) Bulan (Ac) ? data diketahui sbb :

a. f = ‑ 6°10' LS
b. δc = - 18o 53'38.77"
c. tc = 88°50'11.5"
d. Rumus : Cotan A = ‑ sin f / tan tc + cos f tan δ / sin tc
Cotan A= ‑ sin 6°10'/ tan 88°50'11.5" + cos 6°10' tan -18o 53'38.77"/sin 88°50'11.5"
Petunjuk penggunaan berbagai type Calculator, tekan tombol secara berurutan :
Casio fx 120, 124, 130 :
6° 10' +/‑ sin +/‑ : 88°50'11.5" tan + 6° 10' +/‑ cos x 18o 53'38.77" +/‑ tan : 88°50'11.5" sin = 1/x inv tan inv o '" ‑ 18° 41' 02.31" atau ‑ 71° 18' 57.69"
Casio fx 350, 3600, 3800P :
6° 10' +/‑ sin +/‑ : 88°50'11.5" tan + 6° 10' +/‑ cos x 18o 53'38.77" +/‑ tan : 88°50'11.5" sin = 1/x shift tan shift o '" ‑ 18° 41' 02.31" atau ‑ 71° 18' 57.69"
Casio fx 4000P, 4500P, 5000P :
Shift Tan (‑ sin ‑ 6° 10' / tan 88°50'11.5" + cos ‑ 6°10' tan ‑ 18o 53'38.77" / sin 88°50'11.5") exe shift o '" ‑ 18° 41' 02.31" atau ‑ 71° 18' 57.69"
Ac = ‑ 18° 41' 02.31" diukur dari titik Barat ke arah Selatan ( B-S), atau
Ac = ‑ 71° 18' 57.69" diukur dari titik Selatan ke arah Barat (S-B)
Keterangan :
1. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya positif (+), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dari titik Utara ke arah Barat ( U ‑ B)
2. Bila arah (azimut) matahari atau bulan hasilnya negatif (‑), berarti arah (azimut) tersebut dihitung dar titik Selatan ke arah Barat ( S ‑ B)

12. Hitunglah Posisi Hilal (PHc) ?

PHc = Ao – Ac = 15° 03' 13.79" - 18° 41' 02.31" = - 3° 37' 48.52"
Keterangan :
1. Bila hasilnya positif (+), berarti hilal di utara matahari.
2. Bila hasilnya negatif (-), berarti hilal di selatan matahari.

13. Hitunglah Luas Cahaya Hilal (CHc) ?

Lihat FIB (Fraction Illumination Bulan) pada saat matahari terbenam (GMT). Dasar pengambilan data pada jam (GMT) = 10:46:55.66 dengan jalan interpolasi (mencari nilai sisipan) rumus : A – ( A – B ) x C / I
Fraction Illumination bulan (ILc) :
Pada jam 10.00 GMT = 0.00199
Pada jam 11.00 GMT = 0.00237
CHc = 0.00228720
A – ( A – B ) x C/I = 0.00199 – (0.00199 – 0.00237) x 0o 46'55.66"/1 = 0.00228720

14. Hitunglah Lebar Nurul Hilal (NHc) ?

Menggunakan satuan ukur jari (ushbu’) hasilnya harga mutlak
Rumus : NHc = √(PHc2 + h’c2)/15
NHc = √(3° 37' 48.52"2 + 2° 48' 57.44"2)/15 = 0.3062 jari

15. Hitunglah Posisi Kemiringan Hilal (MHc) ?

Rumus : Tan MHc = PHc : h’c
Tan MHc = 3° 37' 48.52" : 2° 48' 57.44" = 52° 11' 55.5"
Keterangan :
1. Jika MHc < 15, berarti posisi hilal telentang
2. Jika MHc > 15 dan PHc positif, berarti posisi hilal miring ke Utara
3. Jika MHc > 15 dan PHc negatif, berarti posisi hilal miring ke Selatan

16. Kesimpulan

a. Ijtima’ akhir bulan Ramadhan (29 Ramadhan) menjelang awal Syawal 1426 H terjadi pada:
tanggal 2 November 2005 M jam 1:26:52 (GMT) atau jam 8:26:52 (WIB).

b. Keadaan dan Posisi Hilal di Jakarta tanggal 2 November 2005.
1). Matahari terbenam = 17:46:55 WIB
2). Hilal terbenam = 17:58:11 WIB
3). Tinggi hilal hakiki = 3° 05' 19.94" (diatas ufuq)
4). Tinggi mar’i (lihat) = 2° 48' 57.44" (diatas ufuq)
5). Lama hilal di atas ufuq = 11 menit 15 detik
6). Arah (azimut) matahari = ‑ 15° 03' 13.79" diukur dari titik Barat ke arah Selatan (B- S)
7). Arah (azimut) hilal = - 18° 41' 02.31" diukur dari titik Barat ke arah Selatan (B-S)
8). Posisi dan keadaan hilal = Hilal berada di selatan matahari miring ke selatan
9). Luas cahaya hilal = 0.00228720 (bagian) = 0.228720 %
10). Nurul hilal = 0.3062 jari
c. Menurut Hisab = 1 Syawal 1426 H. jatuh pada tanggal 3 November 2005 M.

Surabaya, 1993M/1413H.
Penyusun/Al Hasib: Sriyatin Shadiq Al Falaky

[1] Sriyatin Shadiq Al Falaky : Hisab Awal Bulan Sistem Ephemeris Hisab Rukyat, disampaikan pada berbagai kegiatan “Penataran/Pelatihan/Orientasi/Pertemuan/Diklat Hisab Rukyat” sejak tahun 1993 sampai sekarang.


Hak Penyuntingan dan Penyiaran diperbolehkan dengan menyebut Sumber dan Penulisnya
[ Ke Atas ]


Oleh: Mutoha - Anggota BHR DIY - koord. Jogja Astro Club (JAC) - Member Islamic Crescent's Observation Project (ICOP)
" Menuju Obsesi Lahirnya Sistem Tunggal Penanggalan Islam di Indonesia "
Milis : http://groups.yahoo.com/group/rukyatulhilal/
Kunjungan :

sejak 1 Muharram 1427 H

menghitung kemunculan imam mahdi

Assalamu'alaikum wr. wb.Siap terima tantangan? :)Mari kita coba perkirakan tgl kedatangan al-mahdi,berdasarkan perhitungan eksakta!Disebuah hadits disebutkan bahwa salah satu tanda kemunculan al-mahdi yaitu terjadinya 2 gerhana dalam satu bulan. Seperti yang tercantum dalam As-Sunan karangan Ad-Daruquthni Jilid II halaman 65,"Dari Muhammad bin Ali dia berkata: Sesungguhnya Al-Mahdi yang kita nantikan itu memiliki dua mukjizat yang belum pernah terjadi semenjak Allah menciptakan langit dan bumi, (yakni) bulan mengalami gerhana pada malam pertama (awal) bulan Ramadan, sedangkan matahari mengalami gerhana pada pertengahan bulan itu, dan kedua hal itu belum pernah terjadisejak Allah menciptakan langit dan bumi.. (HR. Daruquthni). "Dari hadits tsb, berikut beberapa petunjuk.Hints:1. Terjadi 2 gerhana (mthri&bulan) yg terjadi dibulan ramadhan, 2. Lihat tabel2 gerhana dari NASA berikut.http://sunearth. gsfc.nasa. gov/eclipse/ lunar.html (gerhana bulan) http://sunearth. gsfc.nasa. gov/eclipse/ solar.html (gerhana matahari)catatan: tabel gerhana NASA tsb adl dlm gregorian, silahkan dikonversi dulu ke hijri. Jika anda mengalami kesulitan, baiklah, saya bantu dengan atatchment excel berikut (open as readOnly), 3. Gerhana matahari di pertengahan ramadhan, dan bulan di awal ramadhan.4. belum pernah terjadi hal spt ini semenjak bumi diciptakan.Berdasarkan petunjuk2 di atas, (terlepas dari sohih tidaknya hadits tsb) kapan kira2 tanggal munculnya al-mahdi?wassalamHF.insya allah nanti akan saya berikan jawabannya.Jika masih penasaran, silahcan cari jwbannya di blog saya :)__._,_.___